RUTENG, BERITA FLORES – Desakan mencuat agar Pemerintah Kabupaten Manggarai, Flores-NTT membenahi layanan kesehatan, setelah terjadi kasus kelangkaan obat untuk racun ular di RSUD Ben Mboi Ruteng.
Kasus tersebut awalnya diungkapkan oleh Boni Hargens, akademisi asal Manggarai.
Ia pun mengatakan, sudah saatnya Pemkab mengambil langkah serius mengevaluasi pelayanan kesehatannnya.
โPemerintahan Jokowi mempunyai komitmen moral dan politik yang kuat untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam rangka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tetapi tanpa dukungan pemerintah lokal, hal itu mustahil terwujud,โ tegasnya, Selasa, 4 Juni 2019.
Pada Selasa pagi, Boni menulis di media sosial Facebook kekecewaannya terkait pelayanan di RSUD Ben Mboi Ruteng, di mana salah satu keluarganya yang digigit ular berbiasa dan berobat ke rumah sakit itu diminta oleh pihak rumah sakit untuk mencari sendiri obat ke rumah sakit swasta di Labuan Bajo.
Dalam unggahannya, ia mengatakan, โkalau tersengat ular, segera ke Labuan Bajo sebelum celaka karena trombosit yang makin menurun akibat racun ular.โ
Banyak netizen yang mengaku perihatin dengan apa yang dikisahkan Boni, di mana mereka umumnya mengatakan, kasus yang menunjukkan ketidakbecusan pelayanan di RSUD Ben Mboi bukan baru kali ini terjadi.
Direktur RSUD Ven Mboi, dr Elisabet Adur mengakui adanya kasus seperti yang diungkapkan Boni.
Ia mengatakan, mereka sudah berupaya mencari cara agar bisa segera mendapatkan obat, namun tidak tersedia stok di area Ruteng.
โSusah juga, minta di Puskesmas pun tidak ada, tidak ada semua. Mau minta di Dinas Kesehatan juga tidak ada,โ katanya.
Ditanya terkait solusi untuk kasus seperti yang diungkap Boni, ia mengatakan, mereka memilih meminta pasien mencari sendiri.
โKita anjurkan orang per orang, (untuk) mau beli di Labuan Bajo,โ katanya.
Boni menyatakan, seharusnya pemerintah tidak main-main dengan urusan layanan kesehatan.
โSelain kemiskinan, rendahnya mutu pelayanan kesehatan merupakan isu besar yang menghambat pembangunan manusia di Manggarai, khususnya, dan NTT umumnya,โ tegasnya.
Penulis: Ronald Tarsan