BORONG, BERITA FLORES–Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bidang Keanggotaan Partai Hanura, Adrianus Garu menyebut, hasil rilis lembaga survei bahwa Hanura tak lolos Parliamentary Threshold (PT) atau ambang batas parlemen merupakan informasi hoax (bohong).
Berdasarkan hasil survei Charta Politika yang dilansir detik.com edisi Kamis, 4 April 2019, bahwa Hanura hanya memperoleh sebesar 1, 0 % suara tidak mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4%. Survei tersebut digelar pada 19-25 Maret 2019 dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 2.000 responden tersebar pada 34 Provinsi di Indonesia.
“Itu hoax. Saya bilang hoax. Kalau informasinya adalah dari 178 juta rakyat Indonensia dijadikan sampel itu baru benar. Ini kan hoax. Masa responden hanya 2 ribu orang saja bahkan diambil di pinggir jalan. Mestinya mereka (lembaga survei) jadikan para tokoh sebagai responden,” ujar Andre usai menggelar kegiatan Konsolidasi Partai Hanura di Borong, Manggarai Timur Kamis, 4 April 2019.
“Jadi ini yang perlu digarisbawahi. Rakyat tidak perlu ragu dengan Partai Hanura. Bahwa 178 juta rakyat Indonensia sebagai wajib pilih sementara yang menjadi sampel itu hanya 2 ribu orang saja. Ini kan tidak masuk akal,”
Lembaga legislatif, kata dia, telah menciptakan kesalahan fatal. Sebab, telah membuat Undang undang lembaga survei. Pada prinsipnya, menurut Andre, bahwa lembaga survei adalah lembaga provokator.
“Masa, sampling hanya 2 ribu orang sementara wajib pilih di Indonensia sebanyak 178 juta jiwa. Makanya saya bilang konyol itu lembaga. Saya tidak sepakat, kalau lembaga survei itu ada. Harus dibubarkan itu. Itu hoax. Makanya saya bilang bubarkan itu lembaga survei karena itu provokator,”
“Berhentilah menyebarkan kecemasan, dan membohongi rakyat dorong politisi yang baik yang mempunya hati nurani,” tandasnya.
Ia menegaskan, bahwa rilis sejumlah lembaga survei tersebut merupakan informasi yang menyesatkan publik. Hal tersebut hanyalah pembohongan publik. Ia bahkan menantang lembaga survey agar menjadikan 178 juta orang di Indonensia sebagai responden. Apabila hal tersebut terjadi, maka ia pasti mengakui hasil survey tersebut. Menurut dia, jika 178 juta orang dijadikan responden maka akurasi datanya sangat valid dan tidak diragukan lagi karena sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Manggarai itu, membandingkan perolehan suara pada pemilu tahun 2014 lalu, bahwa Hanura berhasil mendapatkan kursi di DPR RI dengan perolehan suara sebesar 5.26 %, atau dengan asumsi sebesar 6.5 juta suara. Sedangkan Pemilu saat ini mengharuskan partai memperoleh sebesar 5.8 juta suara atau 4 % berdasarkan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
“Masa kita sudah punya dasar 6,5 juta suara masih diragukan. Sementara yang diminta hanya 4 %, yakni 5,8 juta suara. Nah, tentu pemilu kali ini, Hanura sangat optimis mendapatkan 7 % suara dengan asumsi kurang lebih 9 juta jiwa,” cetus dia.
Andre menduga bahwa, isu tersebut sengaja dimainkan untuk mengurangi arus dukungan masyarakat kepada partai Hanura di Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) I meliputi, Flores, Alor dan Lembata.
“Jadi, saya sudah tahu permainan partai -partai setan itu dengan mengatakan Hanura tidak masuk. Memangnya pemilu sudah usai. Nah, itu partai bodoh yang mengatakan Hanura tidak bisa masuk,” lanjut dia.
Oleh sebab itu, kata dia, masyarakat atau pendukung partai Hanura khususnya di NTT diharapkan untuk tetap optimis dengan perolehan suara partai Hanura. Tugas rakyat adalah mendatangi TPS pada saat pemungutan suara untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani.
“Jangan pilih pakai suara Lusifer. Karena dikasih sedekah, dikasi sumbangan, kita pilih dia,”
Senator asal NTT itu, mengajak masyarakat untuk cerdas dalam menentukan pilihan pada 17 April mendatang agar pesta demokrasi dapat melahirkan pemimpin hebat sehingga nasib rakyat lima tahun ke depan bisa lebih baik. Sebab, suara rakyat adalah suara Tuhan dan hal itu menjadi komitmen dari Partai Hanura.
“Boleh tidak pilih Hanura, tapi harus pilih dengan hati nurani supaya tidak masuk suara setan. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan,” ucap dia.
Andre berharap kepada seluruh kader dan politisi Partai Hanura untuk tetap mengedepankan profesionalisme dalam kontestasi politik di alam demokrasi.
“Ya tunjukanlah bahwa kita cinta kepada rakyat, makanya saya pesan kepada seluruh kader Hanura mari memberikan pendidikan politik dan menunjukan kualitas diri supaya masyarakat tahu. Dan harus menyampaikan gagasan dan pemahaman politik kepada masyarakat,” tutup dia. (EFREN POLCE/NAL/BEF).