Berita Flores
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
Thursday, 19 June 2025
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
No Result
View All Result
Berita Flores
No Result
View All Result
Home HEADLINE

Jakarta Beberapa Detik

by Redaksi Berita Flores
5 August 2018
in HEADLINE, OPINI, SOSIAL BUDAYA
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Alfred Tuname

“Halim Perdana Kusuma” sangat ramai di sore itu. Manusia dan kendaraan berseliweran merampas waktu. Tak ketinggalan tas dan kover yang bawa. Manusia ada dengan tujuannya masing-masing. Entah dari mana dan ke mana tak pernah kita tahu. Pengetahuan sosio-antropologi hanya menjadi pentunjuk awal tentang asal-asul seseorang. Selebihnya, entalah.

Seseorang yang baru datang ke Jakarta akan merasa “ketinggalan pesawat”. Nyaris tak ada yang begitu hiruk-pikuk jika di bandingkan dengan beberapa tempat di daerah di Indonesia. Cepat dan cepat. Itu saja. Setiap detik, orang berganti di retina mata.

Thus fulus menjadi “tanda pengenal” yang sama. “Kencing aja, bayar bang!”. Begitu suara samar-samar terdengar. Itulah Jakarta. Semua serba bayar. Uang bisa bayar serba. Namanya ibu kota negara, velositas uang harus berputar cepat. Jika tidak, Jakarta bisa mampus menjadi kota mati. Jelas saja, jika begitu Indonesia juga bisa ambruk.

Baca Juga

Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

Menteri HAM Sentil Proyek Geotermal Poco Leok: ‘Tak Bisa Anggap Persetujuan Bupati Sebagai Persetujuan Warga’

Tak usah banyak protes. Nikmati saja alur jalan pikir dan jalan raya ibu kota. Toh, nanti juga terbiasa. Terlalu banyak protes juga tidak baik, sebab protes hanya untuk manusia yang lamban dan lemah: otot dan otak. Copet saja satu bentuk “kerja” kreatif di ibu kota. Bukan soal moral, tetapi perihal kesempatan bertahan hidup biar tak redup. Tentu copet berbeda dengan korupsi, sebab korupsi itu soal rakus dan tamak. Bukan bertahan hidup.

Hidup Jakarta, selain dibutuhkan akal kreatif, dibutuhkan juga keberanian:keberanian mengambil langkah dan risiko. Seorang driver Grab mengambil risiko dengan meninggalkan korporasi angkutan Blue Bird. Dulu, Jakarta itu “lautan biru”  (biru warna taxi Blue Bird). Sekarang, Jakarta itu “lautan hijau” (Hijau warna Grab dan Gojek). Persis pemimpin Jakarta yang lahir dari militansi “partai hijau”.

Bagi seseorang yang baru datang ke Jakarta, keberanian untuk bertanya itu sangat penting. Pernyataan menjadi “lampu hijau” untuk melangkah, setidaknya mengenal kota Jakarta. Tak usah sok tahu. Malu bertanya bisa sesat di kamar.

Dapat dipahami, seorang dari daerah akan merasa kejang-kejang (shock) melihat Jakarta yang sangat maju. Semua serba canggih dan indah, meskipun watak kebinatangan manusia masih dijumpai di keramaian jalan. Apa saja ada di Jakarta. Mulai dari yang halal sampai haram tersedia. Kadang antara halal dan haram hanya dibatasi oleh satu sekat plastis yang tipis. Soal moral dan etika, itu cuma ada saat sarapan pagi. Selebihnya, survival of the fittest!

Seorang pendatang akan menjumpai praktik seleksi alam dalam teori Darwin di Jakarta. Berjalan kakilah malam-malam hingga subuh. Saat itu akan terlihat mobil-mobil mewah berlarian kencang melahap jalan, sementara di trotoar dan depan toko ada tikus-tikus sedang bermain di kaki orang miskin yang sedang tidur. Tampaknya, fakir miskin dan orang-orang terlantar dilindungi dan pelihara tikus. Di trotoar, tikus lebih perkasa tinimbag kucing. Maklum, kucing cuma satu, tikusnya beratus-ratus.

Persis dalil Rocky Gerung, “bagi orang miskin, hidup adalah tragedi; bagi orang kaya, hidup adalah komedi”. Miskin itu menyedihkan. Yang lihat pun sedih, apalagi mereka yang merasakan. Berbeda dengan orang kaya, hidup itu penuh perlombaan dan permainan. Apa pun bisa diatur, asal dekat dengan sang pengatur dan fulus.

Apa pun situasinya, tetap ada “manusia” di Jakarta. Mereka adalah orang yang penikmat kasih dan pembawa cinta. Maksudnya, manusia yang punya rasa kemanusiaan. Siapa mereka? Mereka adalah saudara dan keluarga.

Jika bukan, mereka adalah homo economicus. Jasa diukur dengan harga yang harus dibayar. Selebihnya, jangan harap.

Kenallah Jakarta dan kehidupannya. Waspada dan bertanya itu penting. Biar kelak tidak diperdaya atau dikibuli orang lain, seperti kandidat kalah Pilkada dikibuli calo cebol yang menawarkan pengacara-pengacara “kawe” untuk berperkara di Mahkamah Konstitusi. Sangat memalukan, bukan?

“Sapa suru datang Jakarta, aduhai sayang?”

Alfred Tuname

Esais

 

 

 

 

Related Posts

Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM
BERITA

Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

22 May 2025
Menteri HAM Sentil Proyek Geotermal Poco Leok: ‘Tak Bisa Anggap Persetujuan Bupati Sebagai Persetujuan Warga’
BERITA

Menteri HAM Sentil Proyek Geotermal Poco Leok: ‘Tak Bisa Anggap Persetujuan Bupati Sebagai Persetujuan Warga’

22 May 2025
Ajang Putri Manggarai 2025 Gaet Dukungan Puluhan Sponsor dan Mitra Strategis
BERITA

Ajang Putri Manggarai 2025 Gaet Dukungan Puluhan Sponsor dan Mitra Strategis

5 May 2025
HEADLINE

Kebakaran Rumah di Langke Rembong, Nyawa Bocah Berusia 5 Tahun Tak Tertolong

5 May 2025
HSL Wedding Organizer Fasilitasi Pelatihan Etika dan Kecantikan bagi Finalis Putri Manggarai 2025
BERITA

HSL Wedding Organizer Fasilitasi Pelatihan Etika dan Kecantikan bagi Finalis Putri Manggarai 2025

3 May 2025
Putri Manggarai 2025 Gandeng 8 MUA Profesional: Siap Tampilkan Finalis dengan Sentuhan Terbaik di Malam Puncak 17 Mei
BERITA

Putri Manggarai 2025 Gandeng 8 MUA Profesional: Siap Tampilkan Finalis dengan Sentuhan Terbaik di Malam Puncak 17 Mei

3 May 2025

ARTIKEL TERKINI

Tabrak Mobil Tronton di Wae Ces, Seorang Anggota TNI bersama Rekan Pemotornya Tewas di Tempat Kejadian

10 June 2025
Fransiscus Go Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Hortikultura di Manggarai

Fransiscus Go Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Hortikultura di Manggarai

25 May 2025

Sukacita Warga Golo Tutup Doa Rosario dengan Membuka Turnamen Voli

25 May 2025
Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

22 May 2025

BANYAK DIBACA

Koperasi di Seluruh Indonesia Merasa Teraniaya oleh Regulasi Pemerintah

Nekat Bawa Istri Orang Cek In di Hotel Agung Ruteng, Bos Pasir Asal Benteng Jawa Akhirnya Merugi Puluhan Juta

Tabrak Mobil Tronton di Wae Ces, Seorang Anggota TNI bersama Rekan Pemotornya Tewas di Tempat Kejadian

Anggota DPRD Manggarai Timur Desak Dinas PUPR Segera Proses Amdal Jalan ke Mengge

Ikuti Prosesi Jalan Salib, Wakil Gubernur NTT Ajak Umat Maknai Teladan dan Pengorbanan Hidup Yesus

Mengenal Ferdy Hasiman, Sosok Anak Muda yang Siap Pimpin Manggarai Timur

Copyright ©2017-2025 Beritaflores.com

  • Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Facebook Twitter Youtube
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL

© 2024 Berita Flores