Oleh Alfred Tuname
“To finalize, the purpose of an election is to hear the will of the people, not to fabricate votes”-Lincoln Diaz-Balart
Pasangan calon Agas Andreas, SH.,M.Hum dan Drs. Jaghur Stefanus atau Paket ASET sudah menang! Itu versi quick count KPU. Versi itu akurat dan terpecaya. Paket ASET menang dengan presentase 32,58% atau 46.538 suara. dengan persetase itu, Paket ASET mengalahkan paket lainnya dalam Pilkada Manggarai Timur 2018.
Kemenangan Paket ASET diraih dengan persiapan dan perjuangan yang matang. Betul kata orang Latin, victoria amat curam. Menang butuh persiapan. Selebihnya, mengutip Francois Hollande, “in an election, one needs both hope and audacity”. Harapan dan keberanian untuk jujur dan santun berpolitik menjadi “sandi” moral untuk mencapai kemenangan.
Paket ASET menggunakan “sandi” moral itu demi meraih kemenangan. Riak-riak dan dinamika politik Pilkada dihadapi dengan senyum. Semboyannya, sante kaut e! Maknanya, santun teman! Tentu, kesantunan berpolitik itu penting demi menjaga martabat manusia yang berpolitik (zoon politicon).
Pilkada merupakan instrumen politik untuk mencari pemimpin yang legitimate dan dikehendaki rakyat banyak. Paket ASET pasti merasakan betul posisi dikehendaki dan dirayakan oleh masyarakat Manggarai Timur. Hal itu ditandai dengan ritual “selek” atau perutusan yang dilakukan banyak tetua adat untuk Paket ASET.
Tidak hanya itu, masyarakat pendukung pun ikut ambil bagian dalam meringankan ongkos politik (political cost). Kampanye politik Paket ASET pun terasa lebih enteng. Beras, babi, kambing, kopi, gula, rokok, dll, disumbangkan oleh masyarakat demi kelancaran kelangsungan kampanye Paket ASET di tempat mereka sendiri. Aksi political voluterism tersebut dimaknai sebagai bentuk dukungan yang paling jujur dan otentik terhadap calon pemimpin yang masyarakat inginkan.
Karena itu, berapa pun besar serangan money politics tidak akan mampu menumpulkan nurani politik masyarakat Manggarai Timur. Semua jenis derivasi money politics tak akan mampu menerobos pekatnya densitas pertahanan nurani politik masyarakat. Nurani politik masyarakat itulah yang memenangkan Paket ASET dalam Pilkada Manggarai Timur 2018.
Kemenangan Paket ASET pun bisa dimaknai sebagai kemenangan nurani masyarakat atas muslihat politik dan money politics. Karena itu rakyat Manggarai Timur perlu berbangga bahwa pemimpin baru sudah terpilih. Mayoritas pemilih Manggarai Timur sudah menjatuhkan pilihan kepada Agas Andreas, SH,. M.Hum dan Drs. Jaghur Stefanus, Paket ASET.
Dan, cerita kemenangan politik di Manggarai Timur adalah cerita tentang Paket ASET. Kini masyarakat membicarakan dan merayakan kemenangan itu. Perayaan itu menggelegar di nyaris semua tanah Manggarai Timur. Alasannya, masyarakat percaya kepada Penyelenggara Pemilu: KPU Manggarai Timur dan Panwaslu Manggarai Timur. Quick count menjadi data awal signal kemenangan Paket ASET tersebut.
Paket Nera atau pasangan calon Bonefasius Uha dan Fransiskus Anggal tampaknya paling peka mendengarkan suara mayoritas Manggarai Timur. Begitu pula pasangan calon Fransiskus Sarong dan Kasmir Don atau Paket Sarong-Kasmir. Ucapan selamat dan profisiat pun datang awal dari Paket Nera untuk Paket ASET. Lalu diikuti Paket Sarong-Kasmir.
Sikap sportif menjadi contoh yang baik bagi segenap masyarakat Manggarai Timur, khususnya bagi para simpatisan dan tim sukses Paket Nera dan Paket Sarong-Kasmir. Mereka adalah politisi hebat dan negarawan. Negarawan itu berpikir soal “next generation” (mengutip Simon Sinek). Sementara, politisi yang hebat adalah politisi yang bisa menerima “kesuksesan yang tertunda” dan mengakui keunggulan kompetitor politik.
Masyarakat pun tentu menaruh simpati dan respek kepada Paket Nera dan Sarong-Kasmir yang telah memberikan pendidikan politik yang baik. Sikap political gentlement seperti itu yang dibutuhkan oleh masyarakat Manggarai Timur. Dasarnya, election is about the future. Bahwa yang lebih penting dari Pilkada adalah bersatu dan bersama-sama membangun daerah dalam model kepemimpinan yang baru dan yang terpilih.
Masyarakat sudah memilih. Pemimpin baru sudah ada. Seperti Paket Nera dan Sarong-Kasmir, mari kita mengakui kehendak mayoritas rakyat. Tak perlu saling menuding lagi. Tak perlu ada “maling teriak maling”. Masyarakat ingin hasil Pilkada yang damai sebab politik Pilkada telah menyita pikiran dan tenaga masyarakat selama lebih dari empat bulan. Mari bersatu membangun Matim yang “SEBER”bersama Paket ASET. Itu lebih baik.
Seorang pejuang HAM Amerika, Lincoln Diaz-Balart, pernah mengatakan, “to finalize, the purpose of an election is to hear the will of the people, not to fabricate votes”. Mari mendengarkan suara dan kehendak mayoritas rakyat Manggarai Timur. Tak perlu mencari-cari kesalahan dan menuding segala arah tanpa bukti yang otentik. Masyarakat Manggarai Timur sudah muak dengan provokasi “maling teriak maling”. Masyarakat sudah menemukan “kafilah”. Kata pepatah lama, “anjing menggonggong kafilah berlalu”.
Selebihnya, profisiat kepada Paket ASET. Jadilah “kafilah” yang membawa segenap potensi dan sumber daya Manggarai Timur menuju Manggarai Timur yang SEBER: sejahtera, berdaya dan berbudaya!
Alfred Tuname
Penulis Buku “le politique” (2018)