RUTENG, BERITA FLORES – Menghadapi gempuran persaingan di dunia usaha, Feliks Ahas, Direktur Bandung Utama Group (BUG) mendorong calon pengusaha di Manggarai Raya agar berani dan kreatif.
“Berani mengubah pola pikir dan kreatif agar bisa memulai usaha bagi pemula,” katanya kepada Beritaflores.com di ruang kerjanya Sabtu, 24 Februari 2018.
Ia mengatakan bahwa ke depan dirinya akan terus berupaya mengubah pola pikir generasi muda Manggarai untuk tidak lagi menggantungkan nasib pada lowongan pekerjaan yang ada.
“Jika sudah lulus Sarjana, jangan merasa malu, tidak boleh malas, dan tidak boleh sombong,” katanya.
Lebih jauh kata dia, jika jumlah pengusaha yang ada di suatu daerah makin banyak, akan makin maju pula daerah tersebut.
Untuk bisa menjadi pengusaha, menurut Feliks, tidak dibutuhkan sekolah khusus yang pada akhirnya menghabiskan banyak biaya.
“Yang dibutuhkan adalah keberanian, kreativitas, pengalaman hidup, dan ‘networking’,” katanya.
Pendiri Bandung Utama Group itu menuturkan untuk memulai usaha tidak harus memiliki modal banyak. Karena jaringan pertemanan akan sangat membantu untuk modali usaha yang akan dijalankan.
Selain mendirikan BUG, Feliks pun telah mendirikan sebuah lembaga untuk mendukung pengusaha lokal di wilayah Manggarai Raya.
Adalah LP2MR (Lembaga Pemberdayaan Pengusaha Manggarai Raya).
“Tujuan berdirinya LP2MR itu, untuk mengkordinir semua usaha-usaha, mulai dari usaha minimarket Bandung Utama Group sampai dengan usaha pemberdayaan pedagang kaki lima, dan usaha kecil menengah di kampung-kampung,” jelasnya.
Ia berharap LP2MR menjadi payung semua pengusaha yang tergabung di dalamnya.
“Maju-mundurnya usaha, baik-buruknya usaha, penurunan usaha, Kondisi terburuk yang dialami oleh para pedagang dibawah koordinasi LP3MR,”
LP2MR kata dia akan melakukan evaluasi, mengawasi semua persoalan yang dihadapi pengusaha-pengusaha tersebut.
Ia meyakini sumber dana dalam melaksanakan setiap kegiatan LP2MR akan semakin mudah. Sebab dirinya yakin bisa mendapat donatur untuk menyukseskan kegiatan LP2MR.
Kegiatan LP2MR lanjut dia, meliputi kegiatan seminar, pelatihan kewirausahan, dan pemberdayaan pengusaha menengah kecil.
Meski telah menyelenggarakan kegiatan di beberapa tempat, namun pihaknya belum mendaftar sebagai lembaga resmi yang memiliki legalitas hukum.
“Kenapa sekarang LP2MR belum terdaftar, karena masih begerak sendiri dan atas ide saya sendiri, walaupun beberapa kegiatan sudah berjalan. Kegiatan rutinnya ada, setiap tiga bulan sekali,” ucapnya.
Ia mengaku pihaknya selalu melakukan pertemuan dengan sejumlah stakeholder terkait. Beberapa pertemuan ujar dia dihadiri sejumlah pelaku usaha dari Ruteng, Labuan Bajo maupun pelaku usaha di Borong.
Penulis : Ronald Tarsan